Mari kita camkan dengan tulus dan sepenuh akal budi
1. Surplus atau defisit
adalah akar dari proses pertumbuhan atau kemerosotan ekonomi. Tidak ada pertumbuhan
tanpa surplus. Secara akal budi, pertumbuhan yang bersifat spekulatif tidak ada
(judi, kebetulan atau berkah dukun). Surplus menumbuhkan, dan defisit
memerosotkan.
2. Memilih pola surplus atau pola defisit, bukan persoalan jumlah.
Secara ekonomi, orang tetap dapat hidup dengan penghasilan kecil, dan selalu
merasa masih kurang dengan penghasilan besar. Keinginan konsumsi tidak ada
batasnya. Memenuhi kebutuhan dapat diatur dan dikelola sesuai kemampuan.